BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan
bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses
inhern yang kompleks dari belajar. Pada
dasarnya ada banyak teori dan tokoh yang mempelopori teori tersebut,
yang penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan
pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk
dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dan disini kita akan membahas tentang teori belajar
dari B. F. Skinner yang mana teorinya tersebut menjelaskan tentang Operant
Conditioning.
Terkenalnya Skinner bukan hanya risetnya dengan
binatang, tetapi juga pengakuan
kontroversialnya bahwa prinsip-prinsip belajar yang ia temukan dengan menggunakan
kotaknya juga dapat diterapkan
untuk perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
B. Rumusan
Masalah
1.
Seperti
apa bentuk dan aplikasi teori Skiner dalam pembelajaran?
2.
Bagaimanakah
Prinsi-prinsip dan penerapan operant conditioning?
3.
Apa kelebihan
dan kekurangan dari teori Skiner tersebut?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
dan memahami bentuk dan aplikasi teori Skiner
2.
Untuk
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dan penerapan operant conditioning
3.
Untuk
mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari teori Skiner
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Teori
Skinner
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal
sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed
instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant
conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru
secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan
(exercise).
Manajemen kelas menurut
Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification)
antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak
tepat.
Operant Conditioning atau
pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan
positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang
kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Beberapa prinsip belajar
Skinner antara lain:
1.
Hasil belajar harus
segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi
penguat.
2.
Proses belajar harus
mengikuti irama dari yang belajar.
3.
Materi pelajaran,
digunakan sistem modul.
4.
Dalam proses
pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.
Dalam proses pembelajaran,
tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari
adanya hukuman.
6.
Tingkah laku yang
diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7.
Dalam pembelajaran,
digunakan shaping.
B. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran
1. Bahan
yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil
berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan
jika benar diperkuat.
3. Proses
belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi
pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes
lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam
proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam
proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam
pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar
tidak menghukum.
9. Tingkah
laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah
diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah
laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai
tujuan.
12. Dalam
pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan
kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam
belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan
mastery learning yaitu mempelajari bahan
secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda
iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas
guru berat, administrasi kompleks.
C.
Prinsip-prinsip
Operant Conditioning
Selama lebih 60 tahun dari karirnya, Skinner mengidentifikasi sejumlah prinsip mendasar dari operant
conditioning yang menjelaskan
bagaimana seseorang belajar perilaku baru atau mengubah perilaku
yang telah ada. Prinsip-prinsip utamanya
adalah reinforcement (penguatan kembali),
punishment (hukuman), shaping
(pembentukan), extinction (penghapusan), discrimination (pembedaan), dan
generalization (generalisasi).
1)
Penguatan
Reinforcement (penguatan) berarti proses
yang memperkuat perilaku—yaitu, memperbesar kesempatan
supaya perilaku tersebut terjadi lagi. Ada dua kategori umum
reinforcement, yaitu positif
dan negatif. Reinforcement positif
merupakan metode yang
efektif dalam mengendalikan perilaku
baik hewan maupun
manusia. Untuk manusia, penguat
positif meliputi item-item mendasar seperti makanan, minuman, seks, dan
kenyamanan yang bersifat fisikal. Penguat positif lain meliputi kepemilikan
materi, uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan, perhatian, dan sukses karir seseorang.
Bergantung
pada situasi dan
kondisi, penguatan positif
dapat memperkuat perilaku baik
yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.
Anak-anak kemungkinan mau bekerja keras di rumah maupun di sekolah
karena penghargaan yang mereka terima dari
orang tua maupun gurunya karena
unjuk kerjanya yang bagus. Namun
demikian, mereka mungkin juga mengganggu kelas, mencoba melakukan hal-hal yang
berbahaya, atau mulai merokok
karen perilaku-perilaku
tersebut mengarahkan perhatian
dan penerimaan dari kelompok
sebayanya. Salah satu
penguat yang paling
umum untuk perilaku manusia
adalah uang. Banyak orang dewasa
menghabiskan waktunya selama berjam-jam untuk pekerjaan mereka karena imbalan
upah. Untuk individu tertentu, uang dapat
juga menjadi penguat untuk perilaku yang tidak diinginkan, seperti
perampokan, penjualan obat bius, dan penggelapan pajak.
Reinforcement
negatif merupakan suatu cara
untuk memperkuat suatu perilaku melalui
cara menyertainya dengan menghilangkan atau meniadakan stimulus yang tidak
menyenangkan. Ada dua
tipe reinforcement negatif:
mengatasi dan menghindari.
Di dalam tipe pertama (mengatasi),
seseorang melakukan perilaku khusus mengarah pada menghilangkan stimulus
yang tidak mengenakkan. Dalam tipe kedua
(menghindari), seseorang
melakukan suatu perilaku menghindari akibat yang
tidak menyenangkan.
2)
Hukuman
Apabila
reinforcement memperkuat perilaku,
hukuman memperlemah, mengurangi
peluangnya terjadi lagi di masa depan. Sama halnya dengan reinforcement, ada
dua macam hukuman, positif dan negatif.
Hukuman yang positif
meliputi mengurangi perilaku
dengan memberikan stimulus yang
tidak menyenangkan jika
perilaku itu terjadi.
Orang tua menggunakan hukuman
positif ketika mereka memukul, memarahi, atau meneriaki anak karena perilaku yang
buruk. Masyarakat menggunakan hukuman
positif ketika mereka menahan atau
memenjarakan seseorang yang melanggar hukum.
Hukuman
negatif atau disebut
juga peniadaan, meliputi
mengurangi perilaku dengan
menghilangkan stimulus yang menyenangkan jika perilaku terjadi. Taktik orang
tua yang membatasi gerakan anaknya atau mencabut beberapa hak istimewanya
karena perbuatan anaknya yang buruk merupakan contoh hukuman negatif.
Kontroversi yang besar
terjadi manakala membicarakan apakah
hukuman merupakan cara yang efektif
dalam mengurangi atau meniadakan
perilaku yang tidak diinginkan. Eksperimen dalam laboratorium yang sangat hati-hati
membuktikan bahwa, ketika hukuman digunakan
dengan bijaksana, ternyata
menjadi metode yang
efektif dalam mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Namun demikian
hukuman memiliki beberapa kelemahan.
Ketika seseorang dihukum sehingga sangat menderita ia
menjadi marah, agresif, atau reaksi emosional negatif lainnya. Mereka mungkin
menyembunyikan bukti-bukti perilaku salah mereka atau melarikan diri dari
situasi buruknya, seperti halnya ketika seorang
anak lari dari
rumahnya. Lagi pula,
hukuman mungkin mengeliminasi perilaku yang dikehendaki bersamaan dengan
hilangnya perilaku yang tidak dikehendaki.
3)
Pembentukan
Pembentukan
merupakan teknik penguatan
yang digunakan untuk
mengajar perilaku hewan atau manusia yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dalam cara ini, guru memulainya dengan
penguatan kembali suatu respons yang dapat dilakukan oleh pembelajar dengan
mudah, dan secara berangsur-angsur ditambah tingkat kesulitan respons yang
dibutuhkan.
Pakar psikologi telah
menggunakan shaping (pembentukan) ini
untuk mengajarkan kemampuan berbicara pada anak-anak dengan
keterbelakangan mental yang parah
dengan pertama-tama memberikan
hadiah pada suara
apa pun yang
mereka keluarkan, dan
kemudian secara berangsur menuntut
suara yang semakin menyerupai
kata-kata dari gurunya.
Pelatih binatang di
dalam sirkus dan
kebun binatang menggunakan shaping
ini untuk mengajar gajah berdiri
dengan hanya bertumpu pada kaki
belakangnya saja, harimau berjalan di atas bola, anjing berjalan di dalam roda
yang berputar ke arah
belakang, dan paus
pembunuh dan lumba-lumba
melompat melalui lingkaran.
4)
Eliminasi
Penguatan
Sebagaimana
dalam classical conditioning, respons
yang dipelajari di
dalam operant conditioning tidak
selalu permanen. Di dalam operant conditioning,
extinction (eliminasi
kondisi) merupakan eliminasi
dari perilaku yang
dipelajari dengan menghentikan
penguat dari perilaku tersebut. Jika seekor tikus telah belajar menekan tua
karena dengan melakukan ini hewan tersebut menerima makanan, tingkat
penekanannya pada tuas akan berkurang dan pada akhirnya berhenti sama sekali
jika makanan tidak lagi diberikan. Pada manusia, menarik kembali penguat akan
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
5)
Generalisasi
dan Diskriminasi
Generalisasi dan diskriminasi yang terjadi di dalam
operant conditioning nyaris sama dengan yang terjadi di dalam classical
conditioning. Dalam generalisasi, seseorang suatu perilaku yang telah
dipelajari dalam suatu situasi dilakukan dalam kesempatan lain namun situasinya
sama. Sebagai misal, seseorang yang
diberi hadiah dengan tertawa atas ceritanya yang lucu di suatu bar akan
mengulang cerita yang sama di retoran, pesta, atau resepsi pernikahan.
Diskriminasi
merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat dalam
suatu situasi namun
tidak dalam situasi lain.
Seseorang akan belajar bahwa
menceritakan leluconnya di
dalam gereja atau
dalam situasi bisnis
yang memerlukan keseriusan tidak
akan membuat orang
tertawa. Stimuli diskriminatif memberikan peringatan
bahwa suatu perilaku
sepertinya diperkuat negatif.
Orang tersebut akan belajar menceritakan leluconnya hanya ketika ia
berada pada situasi yang riuh dan banyak orang (stimulus diskriminatif). Belajar ketika perilaku akan dan tidak akan diperkuat merupakan bagian penting
dari operant conditioning.
D.
Penerapan
Operant Conditioning
Operant
conditioning memiliki
manfaat praktis di dalam
kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat
memperkuat perilaku anak-anaknya yang
sesuai dan memberikan hukuman pada
perilaku yang tidak
sesuai, dan mereka
dapat menggunakan teknik generalisasi dan diskriminasi untuk
membelajarkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan situasi-situasi tertentu.
Di dalam kelas, guru memperkuat kemampuan akademik yang bagus dengan
sedikit hadiah atau
hak-hak tertentu. Perusahaan
menggunakan hadiah untuk
memperbaiki kehadiran, produktivitas, dan keselamatan kerja bagi para
pekerjanya.
Pakar psikologi yang disebut terapis perilaku
menggunakan prinsip-prinsip belajar operant
conditioning untuk merawat
anak-anak atau orang
dewasa yang memiliki kelainan pakar psikologiis ataupun
masalah perilaku. Terapis perilaku ini menggunakan teknik shaping
untuk mengajar keterampilan bekerja
pada orang-orang dewasa
yang mengalami keterbelakangan
mental. Mereka menggunakan teknik
reinforcement untuk mengajar keterampilan
merawat diri sendiri
pada orang-orang yang
menderita sakit mental yang
parah, dan menggunakan hukuman dan ekstingsi (eliminasi kondisi) untuk
mengurangi perilaku agresif dan antisosial dari
orang-orang tersebut. Pakar
psikologi juga menggunakan
teknik operant conditioning
untuk merawat kecenderungan bunuh
diri, kelainan seksual,
permasalahan perkawinan, kecanduan
obat terlarang, perilaku konsumtif, kelainan perilaku dalam
makan, dan masalah lainnya.
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Teori Skinner
1. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai
setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman.
Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga
dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
2. Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan
dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan.
hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan
melaksanakan mastery learning, tugas
guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner
adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa.
Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi
dari perbuatannya.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga
terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas
yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak
diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu
kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para
siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi,
menari atau olahraga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep-konsep yang dikemukakan tentang belajar lebih
menungguli para tokoh sebelumnya. Ia
mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurutnya respon yang diterima seseorang
tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling
berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang
dihasilkan. Oleh karena itu dalam
memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara
stimulus satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan
berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Wikipedia.
2006. Behaviorism. (Online).
(http: //en.wikipedia.org/wiki/
Behaviorism_(psychology).html.
diakses 6 Februari 2007).
·
Wikipedia.
2006. B F
Skinner. (Online). (http:
//en.wikipedia.org/wiki/
B_F_Skinner.html.
diakses 6 Februari 2007).
·
Skinner, B.F. 2002.
Operant Conditioning. B. F. Skinner Foundation. All Rights Reserved,
·
Soekamto, Toeti.
1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah disampaikan pada
pelatihan sistem instruksional di Pustekkom Dikbud (sekarang Diknas), kerja
sama dengan UT Jakarta.
Terimakasih untuk informasinya ya, bermanfaat banget.
BalasHapusOh ya, sekedar nambahin informasi aja nih. Bagi yang membutuhkan Jasa Sewa Genset Syncronize Jakarta untuk keperluan berbagai acara seperti konser, pernikahan, meetup, atau lainnya bisa coba hubungi kami Arthur Teknik. Dengan senang hati, kami akan siap membantu Anda.
Terimakasih lagi min,
Salam blogger.