Selasa, 08 Januari 2013

Teori Belajar Skiner


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami  proses  inhern yang kompleks dari belajar.  Pada  dasarnya ada banyak teori dan tokoh yang mempelopori teori tersebut, yang penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya.  Pemahaman semacam ini penting untuk dapat  meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dan disini kita akan membahas tentang teori belajar dari B. F. Skinner yang mana teorinya tersebut menjelaskan tentang Operant Conditioning.
Terkenalnya Skinner bukan hanya risetnya dengan binatang, tetapi juga pengakuan   kontroversialnya bahwa prinsip-prinsip belajar yang ia temukan dengan menggunakan kotaknya juga dapat diterapkan  untuk  perilaku  manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
B.     Rumusan Masalah
1.      Seperti apa bentuk dan aplikasi teori Skiner dalam pembelajaran?
2.      Bagaimanakah Prinsi-prinsip dan penerapan operant conditioning?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari teori Skiner tersebut?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami bentuk dan aplikasi teori Skiner
2.      Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dan penerapan operant conditioning
3.      Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari teori Skiner

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Bentuk Teori Skinner
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1.      Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2.      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3.      Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4.      Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.      Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6.      Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7.      Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

 B.  Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran
1.    Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2.    Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
3.    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4.    Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5.    Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6.    Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7.    Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8.    Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
9.    Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10.  Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11.  Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
12.  Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13.  Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14.  Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15.  Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.





C.     Prinsip-prinsip Operant Conditioning
Selama lebih 60 tahun dari  karirnya, Skinner mengidentifikasi  sejumlah prinsip mendasar   dari  operant conditioning  yang  menjelaskan   bagaimana   seseorang   belajar perilaku baru atau mengubah perilaku yang telah ada.  Prinsip-prinsip utamanya adalah reinforcement  (penguatan   kembali),  punishment  (hukuman),  shaping  (pembentukan), extinction (penghapusan), discrimination (pembedaan), dan generalization (generalisasi).
1)      Penguatan
Reinforcement (penguatan) berarti   proses   yang  memperkuat   perilaku—yaitu, memperbesar kesempatan supaya perilaku tersebut terjadi lagi. Ada dua kategori umum reinforcement,   yaitu   positif   dan   negatif. Reinforcement  positif  merupakan metode yang   efektif   dalam   mengendalikan   perilaku   baik   hewan   maupun   manusia.   Untuk manusia, penguat positif meliputi item-item mendasar seperti makanan, minuman, seks, dan kenyamanan yang bersifat fisikal. Penguat positif lain meliputi kepemilikan materi, uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan,  perhatian, dan sukses karir seseorang.
Bergantung   pada   situasi   dan   kondisi,   penguatan   positif   dapat   memperkuat perilaku baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.  Anak-anak kemungkinan mau bekerja keras di rumah maupun di sekolah karena penghargaan yang mereka terima dari  orang  tua maupun gurunya karena unjuk kerjanya yang bagus.  Namun demikian, mereka mungkin juga mengganggu kelas, mencoba melakukan hal-hal yang berbahaya, atau   mulai   merokok   karen perilaku-perilaku   tersebut   mengarahkan   perhatian   dan penerimaan   dari   kelompok   sebayanya.  Salah   satu   penguat   yang   paling   umum  untuk perilaku manusia adalah uang.  Banyak orang dewasa menghabiskan waktunya selama berjam-jam untuk pekerjaan mereka karena imbalan upah. Untuk individu tertentu, uang dapat  juga menjadi  penguat  untuk perilaku yang tidak diinginkan,  seperti  perampokan, penjualan obat bius, dan penggelapan pajak.
Reinforcement  negatif  merupakan suatu cara untuk memperkuat  suatu perilaku melalui cara menyertainya dengan menghilangkan atau meniadakan stimulus yang tidak menyenangkan.  Ada   dua   tipe  reinforcement  negatif:  mengatasi   dan  menghindari.  Di dalam  tipe pertama  (mengatasi),  seseorang melakukan perilaku khusus mengarah pada menghilangkan   stimulus   yang   tidak  mengenakkan. Dalam  tipe kedua  (menghindari),  seseorang melakukan suatu perilaku  menghindari   akibat   yang   tidak  menyenangkan.
2)      Hukuman
Apabila  reinforcement  memperkuat   perilaku,   hukuman   memperlemah, mengurangi peluangnya terjadi lagi di masa depan. Sama halnya dengan reinforcement, ada dua macam hukuman, positif dan negatif.  Hukuman   yang   positif   meliputi   mengurangi   perilaku   dengan   memberikan stimulus  yang   tidak menyenangkan  jika perilaku  itu  terjadi.  Orang  tua menggunakan hukuman positif ketika mereka memukul, memarahi, atau meneriaki anak karena perilaku yang buruk. Masyarakat  menggunakan hukuman positif  ketika mereka menahan atau memenjarakan seseorang yang melanggar hukum.
Hukuman   negatif   atau   disebut   juga   peniadaan,  meliputi  mengurangi   perilaku dengan menghilangkan stimulus yang menyenangkan jika perilaku terjadi. Taktik orang tua yang membatasi gerakan anaknya atau mencabut beberapa hak istimewanya karena perbuatan anaknya yang buruk merupakan contoh hukuman negatif. Kontroversi   yang   besar   terjadi   manakala   membicarakan   apakah   hukuman merupakan cara yang efektif  dalam mengurangi  atau meniadakan perilaku yang  tidak diinginkan.  Eksperimen dalam laboratorium yang sangat hati-hati membuktikan bahwa, ketika   hukuman   digunakan   dengan   bijaksana,   ternyata  menjadi  metode   yang   efektif dalam mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Namun demikian hukuman memiliki beberapa kelemahan.
Ketika seseorang dihukum sehingga sangat menderita ia menjadi marah, agresif, atau reaksi emosional negatif lainnya. Mereka mungkin menyembunyikan bukti-bukti perilaku salah mereka atau melarikan diri dari situasi buruknya, seperti halnya ketika  seorang anak  lari  dari   rumahnya.  Lagi  pula,  hukuman mungkin mengeliminasi perilaku yang dikehendaki bersamaan dengan hilangnya perilaku yang tidak dikehendaki.


3)      Pembentukan
Pembentukan  merupakan   teknik   penguatan   yang   digunakan   untuk  mengajar perilaku hewan atau manusia yang belum pernah mereka  lakukan sebelumnya.  Dalam cara ini, guru memulainya dengan penguatan kembali suatu respons yang dapat dilakukan oleh pembelajar dengan mudah, dan secara berangsur-angsur ditambah tingkat kesulitan respons  yang  dibutuhkan.
Pakar   psikologi   telah   menggunakan  shaping  (pembentukan)   ini   untuk mengajarkan kemampuan berbicara pada anak-anak dengan keterbelakangan mental yang parah   dengan   pertama-tama  memberikan   hadiah   pada   suara   apa   pun   yang  mereka keluarkan,  dan kemudian  secara berangsur  menuntut   suara yang  semakin menyerupai kata-kata   dari   gurunya.   Pelatih   binatang   di   dalam   sirkus   dan   kebun   binatang menggunakan  shaping  ini  untuk mengajar  gajah berdiri  dengan hanya  bertumpu pada kaki belakangnya saja, harimau berjalan di atas bola, anjing berjalan di dalam roda yang berputar  ke   arah  belakang,  dan  paus   pembunuh   dan  lumba-lumba  melompat  melalui lingkaran.
4)      Eliminasi Penguatan
Sebagaimana   dalam  classical   conditioning,   respons   yang   dipelajari   di   dalam operant conditioning  tidak selalu permanen.  Di dalam operant  conditioning,  extinction (eliminasi   kondisi)   merupakan   eliminasi   dari   perilaku   yang   dipelajari   dengan menghentikan penguat dari perilaku tersebut. Jika seekor tikus telah belajar menekan tua karena dengan melakukan ini hewan tersebut menerima makanan, tingkat penekanannya pada tuas akan berkurang dan pada akhirnya berhenti sama sekali jika makanan tidak lagi diberikan. Pada manusia, menarik kembali penguat akan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
5)      Generalisasi dan Diskriminasi
Generalisasi dan diskriminasi yang terjadi di dalam operant conditioning nyaris sama dengan yang terjadi di dalam classical conditioning. Dalam generalisasi, seseorang suatu perilaku yang telah dipelajari dalam suatu situasi dilakukan dalam kesempatan lain namun situasinya sama.  Sebagai misal, seseorang yang diberi hadiah dengan tertawa atas ceritanya yang lucu di suatu bar akan mengulang cerita yang sama di retoran, pesta, atau resepsi pernikahan.   
Diskriminasi  merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat  dalam  suatu  situasi  namun  tidak dalam  situasi   lain.  Seseorang akan belajar bahwa   menceritakan   leluconnya   di   dalam   gereja   atau   dalam   situasi   bisnis   yang memerlukan   keseriusan   tidak   akan   membuat   orang   tertawa.   Stimuli   diskriminatif memberikan   peringatan   bahwa   suatu   perilaku   sepertinya   diperkuat   negatif.   Orang tersebut akan belajar menceritakan leluconnya hanya ketika ia berada pada situasi yang riuh dan banyak orang (stimulus diskriminatif).  Belajar ketika perilaku akan dan  tidak akan diperkuat merupakan bagian penting dari operant conditioning.

D.    Penerapan Operant Conditioning
Operant  conditioning memiliki  manfaat  praktis di dalam kehidupan sehari-hari. Orang   tua   dapat  memperkuat   perilaku   anak-anaknya   yang   sesuai   dan  memberikan hukuman   pada   perilaku   yang   tidak   sesuai,   dan  mereka   dapat  menggunakan   teknik generalisasi dan diskriminasi untuk membelajarkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan situasi-situasi   tertentu.  Di  dalam kelas,  guru memperkuat  kemampuan akademik yang bagus   dengan   sedikit  hadiah   atau   hak-hak   tertentu.  Perusahaan  menggunakan  hadiah untuk memperbaiki kehadiran, produktivitas, dan keselamatan kerja bagi para pekerjanya.
Pakar psikologi yang disebut terapis perilaku menggunakan prinsip-prinsip belajar operant   conditioning  untuk  merawat   anak-anak   atau   orang   dewasa   yang  memiliki kelainan pakar psikologiis ataupun masalah perilaku. Terapis perilaku ini menggunakan teknik  shaping  untuk  mengajar   keterampilan   bekerja   pada   orang-orang   dewasa   yang mengalami  keterbelakangan mental.  Mereka menggunakan  teknik  reinforcement  untuk mengajar   keterampilan  merawat   diri   sendiri   pada   orang-orang   yang  menderita   sakit mental yang parah, dan menggunakan hukuman dan ekstingsi (eliminasi kondisi) untuk mengurangi  perilaku agresif  dan antisosial  dari  orang-orang  tersebut.  Pakar  psikologi juga menggunakan  teknik  operant  conditioning  untuk merawat  kecenderungan bunuh diri,   kelainan   seksual,   permasalahan   perkawinan,   kecanduan   obat   terlarang,   perilaku konsumtif, kelainan perilaku dalam makan, dan masalah lainnya.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner
1.    Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
2.    Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Konsep-konsep yang dikemukakan tentang belajar lebih menungguli para tokoh sebelumnya.  Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif.  Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan.  Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

·        Wikipedia.   2006.  Behaviorism.   (Online).   (http:   //en.wikipedia.org/wiki/
Behaviorism_(psychology).html. diakses 6 Februari 2007).
·        Wikipedia.   2006.  B   F   Skinner.   (Online).   (http:   //en.wikipedia.org/wiki/
B_F_Skinner.html. diakses 6 Februari 2007).
·        Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. B. F. Skinner Foundation. All Rights Reserved,
·        Soekamto, Toeti. 1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah disampaikan pada pelatihan sistem instruksional di Pustekkom Dikbud (sekarang Diknas), kerja sama dengan UT Jakarta.

1 komentar:

  1. Terimakasih untuk informasinya ya, bermanfaat banget.
    Oh ya, sekedar nambahin informasi aja nih. Bagi yang membutuhkan Jasa Sewa Genset Syncronize Jakarta untuk keperluan berbagai acara seperti konser, pernikahan, meetup, atau lainnya bisa coba hubungi kami Arthur Teknik. Dengan senang hati, kami akan siap membantu Anda.

    Terimakasih lagi min,
    Salam blogger.

    BalasHapus